Stres Karena Pandemi? Berikut Ciri dan Cara Mengatasinya

image

Bestmom.id, Tangerang – Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB dinilai sebagai langkah yang tepat untuk memutus mata rantai COVID-19. Kendati demikian, PSBB juga dapat menyebabkan dampak negatif, salah satunya yakni berpengaruh terhadap Kesehatan mental.

Bukan tanpa alasan, sebab PSBB mewajibkan kita untuk tetap di rumah saja kendati tidak ada kepentingan yang mengharuskan keluar rumah.     Terus berada di suatu tempat yang sama sepanjang waktu, tentu dapat menimbulkan rasa bosan hingga pada akhirnya menyebabkan stress.

Tak hanya orang tua saja yang bisa mengalaminya, ternyata anak-anak pun tak luput dari Kesehatan mental akibat pandemi global.

Seperti yang dilansir dari Doc Doc, hipotalamus di otak merupakan satu di antara bagian yang bertanggung jawab untuk mendeteksi penyebab stress atau untuk memahami adanya sebuah ancaman. Sehingga adrenalin meningkatkan denyut jantung dan pasokan energi, sementara kortisol meningkatkan konsentrasi glukosa dalam aliran darah dan langsung bereaksi terhadap penyebab stres atau ancaman.

Gejala yang ditimbulkan stres berbeda-beda, tergantung penyebab dan cara menanganinya. Biasanya, saat stress, pikiran akan kacau sehingga menyebabkan emosi meluap-luap. Berikut gejala yang muncul Ketika seseorang mengalami stres menurut penyebabnya, seperti yang dilansir Liputan6.com:

1.       Gejala fisik, seperti lemas, pusing, migrain, sakit kepala tegang, gangguan pencernaan (mual dan diare atau sembelit), nyeri otot, jantung berdebar, sering batuk pilek, gangguan tidur, hasrat seksual menurun, tubuh gemetar, telinga berdengung, kaki tangan terasa dingin dan berkeringat, atau mulut kering dan sulit menelan.

2.       Gejala emosi, seperti frustrasi, suasana hati berubah-ubah, sulit menenangkan pikiran, rendah diri, serta merasa kesepian, tidak berguna, bingung, dan hilang kendali, hingga tampak bingung, menghindari orang lain.

3.       Gejala kognitif, seperti sering lupa, sulit memusatkan perhatian, pesimis, memiliki pandangan yang negatif, dan membuat keputusan yang tidak baik.

4.       Gejala perilaku, seperti tidak mau makan, menghindari tanggung jawab, serta menunjukkan sikap gugup seperti menggigit kuku atau berjalan bolak-balik, merokok, hingga mengonsumsi alkohol secara berlebihan.

Meski terkesan menakutkan, tapi stres dapat disembuhkan dengan penanganan yang tepat, seperti perubahan gaya hidup, melakukan rileksasi, hingga psikoterapi. Anda bisa melakukan hal tersebut sesuai dengan apa yang Anda butuhkan.

Jika yang Anda butuhkan adalah perubahan gaya hidup, maka hal yang bisa Anda lakukan adalah berolahraga secara teratur, tidur cukup, konsumsi makanan bergizi, serta mengindari alkohol dan kafein.

Namun jika yang Anda butuhkan adalah relaksasi, maka Anda bisa melakukan meditasi, menghirup aroma terapi, serta melakukan yoga.

Jika Anda merasa kedua cara tersebut masih kurang, maka Anda bisa mengunjungi psikoterapi (psikiater) untuk berkonsultasi agar tujuan dalam hidup menjadi lebih baik. (MDA)

Bagikan Artikel ini:

Bestmom.id

Bestmom.id merupakan portal media online yang menyajikan informasi parenting, meliputi kehamilan, kelahiran, bayi & balita, keluarga dan kesuburan

Nata Connexindo

Nata Connexindo adalah Konsultan & Partner Digital Marketing dengan paket digital lengkap. NATA menjadi solusi untuk kebutuhan digital berbagai bisnis

Newsletter

Hubungi kami sekarang juga dan dapatkan informasi terupdate dan terhits seputar parenting!

Babysitter logo