Bestmom.id,
Tangerang – Telah kita lewati
6 bulan masa pandemi COVID-19 dan banyak hal yang berubah selama itu pula. Anda
dan keluarga dituntut untuk pandai beradaptasi apalagi jika sumber penghasilan
keluarga terhambat. Untuk itu, kemampuan
mengelola keuangan di masa pandemi ini menjadi sangat krusial untuk
kelangsungan kehidupan keluarga.
Banyak cara yang bisa Anda ambil untuk
mengelola keuangan keluarga di masa pandemi. Mulai dari mengurangi jumlah pengeluaran
hingga mengalihkan aset berisiko ke aset yang lebih aman. Namun, seberapa
efektifkah metode yang Anda pakai untuk mengelola keuangan keluarga di masa
pandemi ini? Bestmom.id merangkum beberapa tips yang paling efektif untuk mengelola
keuangan keluarga di masa pandemi. Mungkin saja tips ini dapat Anda gunakan
sebagai bahan referensi dalam mengelola keuangan di masa pandemi. Apa saja
tipsnya? Simak bersama.
baca juga: Pentingnya BPJS Kesehatan untuk Bayi Anda
Periksa Ulang
Kondisi Finansial
Memeriksa ulang kondisi finansial
memang menjadi kata kunci yang pertama kali harus Anda lakukan. Kondisi
finansial akan mempengaruhi cara Anda mengelola keuangan ke depannya. Untuk itu, tidak ada kata terlambat
untuk mengetahui kondisi finansial keluarga. Buatlah rincian pemasukan dan
pengeluaran secara harian, lalu direkap secara bulanan. Dalam hal ini, Anda
harus konsisten dalam mencatat setiap pemasukan, tabungan, asset, pengeluaran,
dan hutang yang dimiliki. Jika Anda termasuk pasangan muda dengan kondisi
finansial yang baik, Anda bisa Menyusun ulan prioritas dan budget
pengeluaran keluarga.
Susun Ulang
Budget dan Prioritas Keuangan
Setelah Anda mengetahui dengan pasti
kondisi finansial keluarga, tidak akan sulit untuk menyusun ulang perencanaan keluarga.
Ingatlah selama masa pandemi COVID-19 ini, kondisi ekonomi secara global sedang
tidak pasti sehingga resiko yang dihadapi untuk kehilangan pendapatn lebih
besar dari sebelumnya. Oleh karena itu, penyusunan budget keuangan dapat
dilakukan dengan penyesuaian terhadap besaran pendapatan selama pandemi ini.
Susunlah prioritas pengeluaran dari yang paling penting seperti anggaran
cicilan rumah KPR, cicilan kendaraan, anggaran belanja harian, hingga yang
paling sedikit prioritasnya seperti anggaran berlibur. Anda dapat mengurangi
daftar pengeluaran sesuai dengan skala prioritas tersebut dan mengatur ulang
besaran pengeluarannya. Setelah didapatkan rancangan ulang belanja keluarga,
Anda dapat melihat berapa sisa dari pendapatan keluarga dan mengalokasikannya
sebagai dana darurat seberapapun besarnya sisa pendapatan yang dimiliki.
Batasi
Pengeluaran Konsumtif
Pengeluaran konsumtif adalah
pengeluaran yang timbul dari kegiatan konsumsi seperti baju, make up, sepatu
dan lain sebagainya. Di rencana keuangan yang Anda buat, batasilah pengeluaran
konsumtif yang tidak urgen. Namun, Anda harus mengoptimasikan pengeluaran untuk
kebutuhan pokok seperti makanan sehari hari, tagihan listrik, air, dan lain
sebagainya. Jika Anda memiliki investasi dan menghasilkan passive income darinya, simpanlah hasil investasi tersebut
untuk keperluan yang benar-benar penting. Untuk itu, Anda memerlukan anggaran
dana darurat yang harus dialokasikan di mulai saat ini.
Dana Darurat
Ingatlah di tengah ketidakstabilan kondisi ekonomi, dana
darurat merupakan poin paling penting yang bisa Anda andalkan jika suatu saat
keluarga menghadapi kondisi darurat. Untuk itu, buatlah simpanan terpisah untuk
keperluan dana darurat ini di luar tabungan keluarga. Dana darurat bisa menjadi
penolong ketika keadaan mendesak terjadi seperti terkena penyakit, terkena PHK,
dan berbagai kondisi darurat akibat pandemi lainnya. Hal ini juga akan membuat
Anda terhindar dari lilitan hutang. Idealnya, dana darurat harus berkisar
sekitar 10 hingga 12 kali besaran pengeluaran Anda setiap bulannya, untuk itu
Anda dapat mengumpulkannya dari sekarang dengan menyisihkan pendatan bulanan
atau dengan mencari sumber pendapatan lainnya.
Proaktif
Jumlah pengeluaran per bulan yang berkurang akibat perencanaan ulang
keuangan keluarga dapat diatasi dengan menjadi pribadi yang lebih proaktif.
Anda harus pandai membandingkan harga dari berbagai vendor untuk menemukan
harga yang paling kompetitif. Misalkan jika Anda terbiasa belanja kebutuhan
pokok di supermarket, maka Anda dapat memilih alternatif lain yang lebih murah
dengan mengalihkan belanja ke pasar tradisional agar Anda mampu melakukan
penawaran pada berbagai barang kebutuhan pokok. Hal ini sangat penting untuk
dilakukan karena Anda harus benar-benar menghemat pengeluaran seefektif
mungkin. (ADR).