Sering Mendengar Tindakan Kuret Saat Keguguran? Ini Faktanya!

image

Bestmom.id, Tangerang – Kuret lazim dilakukan pada wanita yang mengalami keguguran saat usia kandungan trimester pertama. Kuret atau dalam bahasa medis dikenal sebagai D&C (dilation and curettage) merupakan tindakan medis untuk mengeluarkan atau membersihkan sisa jaringan atau perdarahan dari dalam rahim.

Tindakan kuret terdiri dari dilasi dan kuretase. Dilasi adalah tindakan membuka leher rahim untuk selanjutnya dilakukan kuretase, yaitu pembersihan isi rahim. Dalam tindakan itu, dokter akan mengeruk lapisan dalam dinding rahim dengan sendok kuret hingga bersih dari sisa jaringan dan perdarahan. Meski sudah banyak dilakukan, masih ada sederet fakta mengenai kuret yang perlu Anda tahu.

Semua keguguran pasti akan dikuret?
Faktanya, 50 persen kasus keguguran tidak membutuhkan prosedur kuret. Artinya, jaringan dianggap dapat keluar dengan sendirinya hingga bersih. Namun, hal ini tetap bergantung pada usia kehamilan serta kondisi rahim. Usia kehamilan lebih dari 10 minggu umumnya memerlukan tindakan kuret untuk membantu membersihkan jaringan dalam rahim.

Kuret dibius total atau tidak?
Saat akan dilakukan kuret, pasien akan menjalani anestesi atau dibius secara total. Hal ini perlu dilakukan karena prosedur ini dapat menimbulkan rasa nyeri.

Apa saja komplikasi kuret?
Sama seperti setiap prosedur atau tindakan medis lainnya, prosedur kuret dapat menimbulkan beberapa risiko. Risiko yang dapat muncul antara lain, kerusakan pada jaringan leher rahim, perforasi rahim (rahim bolong), infeksi, atau timbulnya jaringan perut dalam rahim.

Apakah kuret memengaruhi kesuburan rahim kelak?
Kuretase dapat menimbulkan jaringan parut pada dinding rahim, yang dikenal dengan istilah sindrom Asherman (Asherman’s syndrome). Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan menstruasi yang tidak teratur atau nyeri hebat saat menstruasi.

Kuret dapat membantu mendiagnosis kelainan rahim
Kuret dapat membantu dokter untuk mendiagnosis dan mengatasi adanya keabnormalan pada rahim. Misalnya, pendarahan yang abnormal, polip, ketidakseimbangan hormonal, tanda menopause, kanker rahim, ataupun tumor jinak rahim.

Apakah ada perdarahan pasca kuret?
Pada umumnya setelah satu minggu dari keguguran dan kuret, darah sudah tidak keluar lagi. Yang perlu Anda perhatikan, ketika darah yang keluar semakin berkurang maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Siklus haid dapat berubah
Setelah kuret dilakukan, perubahan siklus haid dapat terjadi. Haid bisa datang lebih awal ataupun terlambat. Pasca keguguran, tubuh membutuhkan waktu untuk mengembalikan keseimbangan hormon. Dalam waktu kurang lebih enam bulan setelah keguguran, seharusnya siklus haid Anda sudah kembali seperti biasa. Sebelum enam bulan, siklus haid dapat tidak teratur.

Hubungan intim dan hamil pasca kuret
Pada masa awal setelah tindakan kuret, Anda disarankan untuk menghindari hubungan intim. Hal ini bertujuan mencegah infeksi yang masuk ketika leher rahim masih terbuka. Setelah terjadi haid rutin, Anda baru diperbolehkan untuk berhubungan. Tapi ingat, ini menandakan Anda sudah kembali subur dan dapat hamil. Gunakan kondom untuk mencegah kehamilan setidaknya 3-6 bulan pasca kuret untuk mempersiapkan rahim kembali untuk hamil.

Itulah beberapa fakta mengenai kuret. Mengenal dan mengetahui fakta-fakta tentang kuret akan membantu Anda memulihkan diri usai prosedur dilakukan. (EC)

Bagikan Artikel ini:

Bestmom.id

Bestmom.id merupakan portal media online yang menyajikan informasi parenting, meliputi kehamilan, kelahiran, bayi & balita, keluarga dan kesuburan

Nata Connexindo

Nata Connexindo adalah Konsultan & Partner Digital Marketing dengan paket digital lengkap. NATA menjadi solusi untuk kebutuhan digital berbagai bisnis

Newsletter

Hubungi kami sekarang juga dan dapatkan informasi terupdate dan terhits seputar parenting!

Babysitter logo