Cegah Kehamilan dengan Vasektomi dan Tubektomi

image

Bestmom.id, Tangerang – Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia selalu bertambah setiap tahunnya. Sisi positif yang bisa kita ambil adalah potensi adanya bonus demografi, dimana usia produktif akan lebih banyak dibandingkan dengan usia non produktif.

Namun jika pertumbuhan penduduk ini tidak dikendalikan, maka bonus demografi yang digadang akan menjadi pelopor terwujudnya Indonesia emas, justru bisa menjadi boomerang bagi negara dan tidak menjadi sebuah bonus demografi yang diekspektasikan oleh pemerintah dan masyarakat.

Pemerintah telah melakukan banyak upaya untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, salah satunya adalah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yaitu dengan mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) untuk membatasi jumlah anak dalam satu keluarga.

Meski demikian, banyak masyarakat yang masih memiliki anak lebih dari satu. Metode lain yang ditawarkan oleh pemerintah adalah Vasektomi dan Tubektomi yang merupakan alat kontrasepsi permanen yang bisa menghentikan terjadinya kehamilan, dan tentu saja, pertambahan jumlah penduduk. Vasektomi dan Tubektomi disebut juga dengan sterilisasi, karena bersifat permanen.

Moms, pernahkah Anda mendengar istilah tersebut? Vasektomi dan Tubektomi ditawarkan oleh pemerintah secara gratis di banyak fasilitas kesehatan di masing-masing daerah. Apa itu Vasektomi dan Tubektomi? Bagaimana prosedur dan prinsip yang digunakan? Kemudian bagaimana dampak setelahnya? Bestmom.id telah merangkum informasinya untuk Anda. Simak selengkapnya di sini.

Vasektomi

Vasektomi adalah metode untuk mencegah kehamilan yang dilakukan pada pria. Prosedur yang dilakukan dalam vasektomi adalah memotong saluran sperma, atau vas deferens, yang akan menyalurkan sperma dari testis ke penis. Dengan begitu, sel sperma tidak akan tercampur dengan air mani, dan air yang keluar melalui penis tidak bisa membuahi sel telur.

Proses vasektomi ini dilakukan dengan operasi yang dimulai dengan serangkaian proses mencari lokasi vas deferens pada skrotum kemudian mengeksekusi proses pemotongannya. Proses ini biasanya berlangsung selama 30 menit dibawah anestesi lokal atau umum.

Setelah dilakukannya vasektomi, maka pria akan merasakan nyeri yang ringan di sekitar testis. Selain itu, pria juga diharuskan beristirahat selam satu hatri penuh untuk menghindari aktivitas fisik yang terlalu berat. Selama satu minggu setelahnya, pria juga tidak boleh mengangkat barang berat, jogging, melompat, bersepeda, atau berenang.

Tubektomi

Sementara Tubektomi adalah prosedur mencegah kehamilan yang dilakukan pada wanita, yaitu dengan memotong atau mengikat saluran tuba falopi sehingga sel telur tidak bisa menuju rahim. Selain itu, metode ini juga bisa melindungi wanita dari penyakit menular seksual. Ada beberapa pilihan metode tubektomi yang biasanya diberikan oleh tenaga medis.

Piihan pertama adalah bedah laparoskopi, dimana dokter akan mmemasukkan alat laparoskopi untuk menemukan tuba falopi dan kemudian menutup saluran tersebut dengan operasi. Pilihan yang kedua adalah minilaparotomy, yaitu mengikat dan menjepit saluran tuba falopi dengan alat khusus. Yang terakhir adalah tuba implant, yaitu pemasangan implant dengan tabung kecil yang dipasang di vagina. Implan ini berfungsi menghambat atau mengikat saluran tuba falopi.

Manfaat Vasektomi dan Tubektomi

Manfaat dari kontrasepsi vasektomi dan tubektomi adalah efektivitas yang luar biasa. Efektivitasnya terletak pada sifatnya yang permanen dan proses sterilisasi yang bekerja hampir 100% berhasil. Selian itu, metode ini dilakukan sekali seumur hidup, dimana Anda tidak perlu mengulang-ulang untuk menjadwalkan minum obat atau semacamnya.

Resiko Vasektomi dan Tubektomi

Untuk pria, resiko yang mungkin terjadi setelah melakukan vasektomi adalah terjadinya pendarahan di dalam skrotum dan air mani. Skrotum yang membengkak, infeksi di area operasi, serta luka di area skrotum juga merupakan resiko yang bisa saja terjadi dan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Sementara untuk tubektomi, kerusakan pada kandung kemih mungkin terjadi. Selain itu, reaksi pada anestesi dan ineksi pada area operasi bisa berdampak pada rasa sakit di perut dan area lainnya. Yang terakhir adalah operasi yang tidak berjalan dengan baik sehingga tidak mencegah kehamilan.

 

Itulah informasi seputar vasektomi dan tubektomi sebagai metode kontrasepsi permanen untuk mencegah kehamilan. Anda berminat untuk mencobanya? (GYS)

Bagikan Artikel ini:

Bestmom.id

Bestmom.id merupakan portal media online yang menyajikan informasi parenting, meliputi kehamilan, kelahiran, bayi & balita, keluarga dan kesuburan

Nata Connexindo

Nata Connexindo adalah Konsultan & Partner Digital Marketing dengan paket digital lengkap. NATA menjadi solusi untuk kebutuhan digital berbagai bisnis

Newsletter

Hubungi kami sekarang juga dan dapatkan informasi terupdate dan terhits seputar parenting!

Babysitter logo