Bestmom.id, Tangerang - Tidak semua pasangan yang sudah menikah akan
cepat memiliki keturunan. Pasangan suami suami istri yang kesulitan memiliki
keturunan, hendaknya tidak
perlu berkecil hati. Karena ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk
mendapatkan keturunan, salah satunya dengan proses bayi tabung.
Bayi tabung merupakan salah satu
program kehamilan yang tergolong efektif mengobati ketidaksuburan. Untuk
menjalankan prosedur bayi tabung demi kehamilan perlu memperhatikan berbagai
faktor secara medis dari pasangan tersebut. Kesiapan finansial juga tak kalah
penting, mengingat biaya yang dibutuhkan untuk prosedur bayi tabung relatif
tinggi.
Ada beberapa faktor yang turut
menentukan keberhasilan prosedur bayi tabung. Usia wanita merupakan salah satu
faktor utama. Usia optimal dari wanita untuk keberhasilan proses bayi tabung
yaitu sekitar 23-39 tahun, dengan persentase tertinggi adalah di bawah usia 35
tahun.
Namun, tingkat keberhasilan
kehamilan bayi tabung bergantung pada sejumlah faktor termasuk sejarah reproduksi,
usia ibu, penyebab infertilitas, dan faktor gaya hidup.
Bayi tabung atau yang biasa disebut
in vitro fertilization (IVF).
Kehamilan yang terjadi diawali dengan sel telur dibuahi oleh sperma di luar
tubuh yaitu di dalam sebuah tabung. Metode bayi tabung terdiri dari serangkaian prosedur, di antaranya:
·
Tubuh wanita akan disuntuk dengan hormon yang
akan membantu memproduksi beberapa sel telur sekaligus
·
Selama proses pengambilan sel telur, dokter akan
mencari folikel dalam rahim dengan menggunakan bantuan USG.
·
Sel telur yang sudah diambil akan segera
dipertemukan dengan sperma pasangan, yang harus diambil pada hari yang sama.
·
Setelah embrio hasil pembuahan sel telur dan
sperma tersebut dianggap cukup matang, maka embrio akan di masukkan ke dalam
rahim.
·
Dua minggu setelah transfer embrio, maka pihak
wanita akan diminta untuk melakukan tes kehamilan.
Proses bayi tabung tetap memiliki
risiko yang harus dipertimbangkan oleh pasangan suami istri. Salah satu risiko
yaitu saat prosedur pengambilan sel telur, mungkin terjadi infeksi, pendarahan
atau menyebabkan kerusakan pada usus atau organ lain.
Ada pula risiko dari obat-obatan
yang digunakan untuk menstimulasi ovarium yaitu sindrom hiperstimulasi ovarium.
Efek yang dirasakan beragam, mulai dari kembung, kram atau nyeri ringan,
sembelit, penambahan berat badan hingga rasa sakit yang tak tertahankan pada
perut. Efek yang berat harus ditangani di rumah sakit walaupun biasanya gejala
hilang ketika siklus ovarium selesai.
Sebelum melakukan proses bayi
tabung sebaiknya Anda berkonsultasi dahulu kepada dokter apakah melakukan bayi
tabung adalah satu-satunya jalan terbaik untuk mendapatkan keturunan. (AN)